KOMPAS/ WISNU WIDIANTORO
Warga berjalan melintas air banjir di Kampung Pulo, Kampung
Melayu, Jakarta Timur, Kamis (10/1/2013). Banjir akibat luapan Ciliwung
itu akan semakin sering terjadi karena tingginya curah hujan.
Lurah Kampung Melayu, Bambang Pangestu mengungkapkan, banjir yang datang pada Rabu (23/1/2013) siang memang tak sebesar banjir sebelumnya. Banjir kali ini hanya setinggi 20 centimeter hingga 80 centimeter saja. Itu pun telah cukup membuat warga kesal karena belum sempat membersihkan rumah dari sisa banjir lalu.
"Sampai sore ini ketinggian muka air Sungai Ciliwung di bantaran Kampung Pulo naik lagi 20 hingga 50 centimeter," ujarnya kepada wartawan di lokasi banjir, Rabu sore.
Bambang menjelaskan, banjir itu tidak merata di seluruh wilayah di Kampung Pulo, hanya menggenangi rumah yang bersebelahan dengan aliran sungai saja, antara lain RT 03 dan RT 04. Meski banjir ringan melanda, warga Kampung Pulo yang sebelumnya mengungsi, tidak kembali ke posko pengungsian. Mereka memilih untuk bertahan di rumah mereka yang telah porak-poranda diterjang banjir hampir satu minggu. Mereka membersihkan rumahnya dari lumpur sisa-sisa terjangan banjir yang telah berlalu.
"Tapi masih ada kendala. Kalau siang, warga ke rumahnya bebersih, tapi kalau malam mereka suka ke luar, enggak tahan sama bau rumahnya. Mereka lalu menempati RS Hermina," ujarnya.
Warga Kampung Pulo, kata Bambang, saat ini membutuhkan peralatan untuk membersihkan rumah, seperti lap pel, karbol, pembersih lantai dari karet dan sarung tangan. Lumpur yang menggenangi rumah warga terlihat tebal dan sulit dibersihkan.